Peran Dayah Dalam Menanamkan Nilai Syukur Sebagai Pondasi Moral Untuk Mencegah Perilaku Koruptif di Kalangan Santri
Keywords:
Dayah, Syukur, Pendidikan Karakter, KorupsiAbstract
Artikel ini membahas peran strategis lembaga pendidikan Islam tradisional, yakni dayah, dalam menanamkan nilai syukur sebagai fondasi moral untuk mencegah perilaku koruptif di kalangan santri. Nilai syukur dalam ajaran Islam tidak hanya sebatas ucapan lisan, tetapi juga melibatkan kesadaran hati dan implementasi dalam tindakan nyata, sebagaimana dijelaskan dalam berbagai literatur klasik seperti Ihya Ulumuddin, Tanbih al-Ghafilin, dan Al-Hikam. Melalui pendekatan pendidikan karakter yang berlandaskan spiritualitas, keteladanan guru, dan pembiasaan ibadah, dayah mampu membentuk pribadi santri yang qana‘ah, jujur, dan bertanggung jawab. Studi kasus di Dayah MUDI MESRA Samalanga memperlihatkan keberhasilan program pembiasaan seperti Muhaasabah Syukriyyah dan Sedekah Subuh dalam menumbuhkan rasa syukur dan empati sosial. Dengan demikian, penanaman nilai syukur secara sistematis di dayah menjadi benteng awal yang efektif dalam membentuk generasi anti-korupsi yang berintegritas.